Kumpulan Cerpen-Zafran

Karena Allah Telah Memilihmu
Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Perkenalkan, namaku Alya Safira, umurku 19 tahun, di sini aku akan berbagi cerita hijrahku, semoga bermanfaat ^^
Ini terjadi di tahun 2013..
(Ting) Sebuah sms masuk ke handphone ku, ketika aku buka dan kubaca isinya “Aku balikan sama Aulia”. Sebuah sms yang masuk tersebut adalah sebuah sms dari pangeran hatiku, ya pangeran yang selama kurang lebih setengah tahun mengisi hatiku. Hatiku bergetar membaca sms tersebut, tak sanggup untuk membalasnya, namun kucoba membalasnya, dengan bercucuran air mata aku membalas smsnya tersebut, serasa hati ini sedang diterpa badai yang sangat kencang.


Namun yang terjadi, keputusannya dia tetap meninggalkanku dan kembali pada kekasihnya yang terdahulu. Sesaat sebelumnya, ayah memarahiku dan menyuruhku untuk putus dengannya karena latar belakang keluarga kami yang berbeda, ayah tidak setuju dengan hubungan kami, namun aku tetap bersikukuh untuk mempertahankan hubunganku, namun yang terjadi setelah itu sms dari dia pun masuk, Allah telah mengatur semuanya. Hati ini semakin tak karuan, sedih tak terkira ketika pangeran hatiku yang aku damba-dambakan tiba-tiba pergi meninggalkanku.
yuk berhijrah

Hari demi hari aku lewati dengan penuh kesedihan, teman-teman ku di SMA pun mencoba menghiburku dengan berbagai cara, tetapi ada salah satu sahabatku, Hasna, dia sangat setia memberikanku motivasi dikala aku sedang dalam keadaan labil tersebut, dia terus mengirim sms kepadaku yang berisi tentang Hadits-hadits Rasulullah Saw., namun pada saat itu hatiku seperti batu, tidak mempan, hatiku masih terus sedih, sampai akhirnya aku pun dirawat karena satu penyakit, Subhanallah, betapa ujian Allah datang silih berganti namun aku masih saja melupakan-Nya, di rumah sakitpun aku masih sering merasakan kesedihan itu.
ujian putus cinta
ujian Allah kepada hambanya

Setelah keluar dari rumah sakit, Alhamdulillah aku mendapatkan semangat kembali, sahabatku, Riska, dia adalah perempuan berjilbab syar’i, dia pun setia menjengukku ketika di rumah sakit. Dan pada malam sesaat sebelum aku masuk sekolah lagi, aku berfikir “kayanya kalau kerudungnya kaya Riska bagus deh”, malam itu aku pun memutuskan untuk membeli kerudung bersama ibu, dan keesokan harinya aku memakai kerudung paris double ke sekolah. Sesampainya di sekolah, sahabat-sahabatku sedikit terkejut karena perubahanku, tapi mereka tidak berkomentar yang aneh-aneh, hanya bilang “Alhamdulillah”, mereka memang orang-orang pilihan Allah..
Hari demi hari aku lalui sebagai pribadi yang “baru”, sungguh berat rasanya untuk Istiqomah di jalan-Nya, namun dukungan dari lingkungan yang membuatku dapat bertahan, Alhamdulillah.
Awal tahun 2014, sebuah pesan dari blackberry messanger masuk ke handphone ku yang berisi “Al, mau ikut liqo ga?”, aku masih setengah bingung karena aku sebelumnya tidak tahu apa itu liqo, namun sebelumnya kakak laki-lakiku menyuruhku untuk mengikuti liqo namun aku enggan mengikuti perintahnya karena alasan tidak ada teman. Bbm itu datang dari Wulan, teman SD ku, aku mengiyakan ajakannya padahal aku belum paham apa itu liqo. Pada hari itu, Minggu, 23 Maret 2014, untuk pertama kalinya aku mengikuti liqo.
Apa yang aku rasakan saat pertama kali ikut liqo? Masyaa Allah, hatiku tentram tak terkira, senang berkumpul dengan orang-orang yang In syaa Allah shalih, walaupun pada saat itu agenda kami hanya kerajinan tangan, sepulang itu aku merasakan ketentraman hati dan pikiran, aku pun sangat menunggu agenda-agenda liqo berikutnya. Alhamdulillah hari demi hari aku terus di Istiqomahkan di jalan-Nya yang penuh kenikmatan. Dan pada pertengahan 2014 aku harus dipisahkan dengan mereka karena aku kuliah di Bandung, di Bandung pun aku mendapatkan ketentraman yang sama seperti di Karawang, aku bergabung dengan LDK (Lembaga Dakwah Kampus), betapa tentramnya, betapa nikmatnya berkupul dengan orang-orang yang shalih sambil berdakwah di jalan-Nya. Dan Alhamdulillah sampai saat ini aku masih tetap di Istiqomahkan di jalan-Nya.
Allah Maha Adil, Allah Maha Baik, sesungguhnya Allah telah memilihmu untuk berhijrah ke jalan yang lebih baik, hidayah itu bisa datang kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja, dan hidayah itu dijemput ukhti, seperti yang telah Allah firmankan “… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri..” (Q.S Ar-Rad : 11). Hijrah itu indah ukhti, hijrah memang banyak tantangan, namun tantangan itulah yang akan menjadikan kenikmatan dalam proses hijrah itu sendiri. Dan ketika kita hijrah karena seseorang atau karena mengikuti trend, lama-kelamaan hati kita akan luluh dan akan benar-benar berhijrah karena-Nya. Semangat memperbaiki diri, harus bisa pasti bisa! ^

Related Posts

Kumpulan Cerpen-Zafran
4/ 5
Oleh