Makalah Seni Budaya


https://makalahcontoh.blogspot.co.id/search/label/Kumpulan%20Makalah
Berikut kami tayangan salah satu contoh makalah lagi yang mungkin bisa membantu teman-teman dalam menuntaskan tugas-tugas pelajaran baik di Tingkat SMA maupun perguruan tinggi. Berikut ini kita berikan salah contoh makalah yang berhubungan dengan Tekanan Osmotik dan Kenaikan Titik Didih semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya dan bagi kami editor khususnya. bagi kamu yang butuh dengan makalah-makalah yang bertema lain silahkan kunjungi blog kami dan bila mana ada yang ingin mengirimkan saran atau keritikan yang membangun kami sangat mengharapkannya dan mungkin bila kamu punya makalah yang mungkin mau dibagikan kepada semua orang kamu boleh kirim kan kekami melalui email ke zafinfo2@gmail.com terimakasih . good luck

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas anugerahNya yang telah dilimpahkan bagi kita , sehingga saya
dapat merangkai kata dalam menyajikan makalah seni dan budaya  ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Saya selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang
disusun ini masih belum atau jauh dari sempurna untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk lanjutan
penyempurnaan penyusunan makalah berikutnya .
Akhir kata, tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala
bentuk dukungan data dari berbagai pihak dan buku demi kelangsungan
penyelesaian dalam penulisan makalah yang saya buat ini .

Penyusun ,
Alfajri










Daftar Isi :
Kata Pengantar         
Daftar Isi                     
Bab.1 Adat isti adat   
A.Pengertian Belian, Kwangkai, & Rijoq
1. Belian
2. Rijoq/ Dongkoi
3. Kwangkai
4. Perbedaan Antara Belian, Rijoq, & Kwangkai
Penutup




















Bab.1. adat istiadat

 A. Pengertian Belian, Kwangkai, dan Rijoq

      Dalam kehidupan manusia dewasa ini, terdapat beberapa sisi kehidupan sosial yang seakan agak terabaikan yakni sisi kehidupan seni dan budaya seperti yang terjadi didaerah kita. Pada kesempatan kali pertama ini penulis mencoba memaparkan sekilas mengenai arti dari bagian yang sangat kecil tentang seni dan budaya yang ada dalam tatanan kehidupan masyarakat tonyooi benuaq yang sedang tumbuh dan berkembang di Tana Purai Ngeriman Kabupaten Kutai Barat ini.

     Diketahui pula bahwa seni dan budaya merupakan bagian dari cerminan kehidupan serta peradaban suatu kelompok masyarakat disuatu tempat atau daerah.
  

1.  BELIAN
     Walaupun hampir jarang terlihat dimasa kini, ada jenis budaya lokal Kutai Barat yang masih kadang kita jumpai yaitu budaya belian.
Belian dalam hal ini ada bermacam ragam termasuk bentuk serta tata cara pelaksanaannya.

      Dalam tradisi etnis ( suku ) lokal di Kutai Barat khususnya bagi suku Tonyooi Benuaq, budaya belian ini adalah suatu kegiatan / acara yang dilaksanakan dengan tujan utamanya adalah untuk mengobati orang yang sedang sakit.
                                 
      Disisi lain belian juga dapat diselenggarakan dalam rangka membersihkan atau membebaskan lingkungan atau wilayah perkampungan mereka dari berbagai wabah penyakit atau jenis malapetaka lainnya.

       Secara umum penulis dalam hal ini hanya dapat menggambarkan bahwa uapacara / adat belian ternyata memerlukan biaya yang terkadang jauh lebih besar dari pada jika ia berobat ke sebuah rumah sakit / klinik.
Selain itu tidak semua orang dapat melakukan belian, karena tukang belian itu sendiri adalah orang yang memang sudah berusia lanjut. Artinya orang muda di zaman sekarang sudah tidak ada lagi yang tampak ingin mewarisi budaya belian seperti pada tahun 1970 an yang lalu. Akankah ada generasi penerus budaya belian ini kelak ?




2.  RIJOQ / DONGKOI

     Selain belian sebagai salah satu budaya lama ( klasik ) yang digunakan untuk mengobati orang sakit, terdapat juga budaya lain yang dimasa kini masih terus dipertahankan oleh kaum muda Tonyooi Benuaq yaitu budaya atau seni rijoq atau dongkoi. 

Seni dan budaya yang bersifat hiburan inilah yang dinamakan seni rijoq atau dongkoi. Budaya rijoq atau dongkoi ini lebih memunculkan sisi warna kehidupan sehari – hari etnis lokal Kutai Barat.

Biasanya mereka akan melakukannya pada saat – saat tertentu misalnya pada sebuah upacara adat pernikahan, panen padi, gotong royong membersihkan kampung tempat tinggal atau ketika sedang menyambut tamu kehormatan yang datang mengunjungi kampung mereka serta hal lainnya yang bersifat bercanda ria.

Dari uraian singkat diatas, jelaslah bahwa antara belian dan rijoq atau dongkoi memiliki makna dan suasana atau nuansa yang berbeda. Intinya adalah belian yaitu suatu acara yang bersifat tidak bergembira karena sedang mengobati orang sakit, sedang rijoq atau dongkoi adalah suasana penuh kedamaian serta kegembiraan dalam pertemuan yang kadang berlangsung berhari – hari.

Melalui rijoq atau dongkoi inilah mereka meyampaikan seluruh bentuk ungkapan, kesan serta pesan – pesan kepada para tamu / undangan serta kerabat bahkan sahabat yang paling karib dalam hidupnya yang ia lantunkan dalam bentuk lagu yang lazim dinamakan rijoq atau dongkoi.

Dalam pelaksanaan acaranya belian lebih memerlukan peralatan serta perhiasan yang terbuat dari berbagai jenis kayu dari hutan dan daun kelapa muda untuk tata rias ruangan tempat upacara dilaksanakan.
Sedangkan rijoq atau dongkoi biasanya mereka hanya berkumpul pada sebuah tempat tertentu kadang disebuah rumah atau bahkan diladang ketika sedang bergotong royong menanam padi atau acara yang bersifat gembira.










3.  KWANGKAI

     Ada satu hal lagi yang ingin penulis kemukakan dalam makalah kali ini yaitu seni budaya dalam adat kematian yang dikenal dengan istilah upacara adat kwangkai.

Upacara kwangkai ini adalah sebuah acara yang menggambarkan tentang berbagai perilaku menghadapi
orang yang telah atau sudah meninggal yang diselenggarakan dalam suasana kedukaan yang penuh dengan tata cara duka yang harus dipatuhi oleh setiap warga setempat atau siapa saja yang sedang berkunjung ke tempat tersebut.
      Dalam hal ini maksud penulis adalah tidak ada gelak tawa atau hiburan – hiburan yang bersifat sangat bertolak belakang dengan suasana upacara adat tersebut.
Siapa saja yang melakukan pelanggaran misalnya dengan sengaja bernyanyi-nyanyi,membuat onar atau keributan ataupun berkencan ditempat acara dapat dikenai sanksi/denda menurut tingkat pelanggaran yang sudah ada diatur dalam tata cara adat yang masih berlaku hingga saat ini.

       Pelaku akan akan berhadapan dengan seorang Kepala Adat yang biasanya didampingi oleh penyelenggara acara kwangkai untuk menyelesaikan permasalahannya hingga tuntas.
Sanksi atau denda adat biasanya ditentukan bahwa kita harus membayarnya dari berupa barang seperti guci /antang atau berupa gong yang sudah ditentukan jenisnya sesuai ketentuan adat, jadi bukan dibayarkan dengan sejumlah uang.

       Acara ini juga kadang dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat  bervariasi yakni dari tujuh hari bahkan bisa sampai dua atau tiga minggu lamanya.

Ini adalah acara yang banyak sekali menyita waktu untuk bekerja, curahan perhatian dari seluruh kerabat keluarga terdekat karena sukesnya acara pelaksanaannya merupakan gambaran solidaritas/persatuan.

        Dibandingkan dengan adat belian acara adat kwangkai ini biasanya memerlukan biaya yang jauh lebih besar serta memerlukan dukungan dan kerjasama yang kompak dari kalangan keluarga dan kerabat serta handai taulan yang berkunjung atau melayat di tempat duka tersebut.




4.  Perbedaan antar Belian, Rijoq, Kwangkai

     Jadi kalau boleh penulis membuat kesimpulan singkatnya adalah kurang lebih sebagai berikut;

Dalam acara adat belian susananya diwarnai dengan kesedihan, rasa was–was, keragu – raguan, suasana tidak menentu karena menghadapi orang sakit.  

      Sebalikanya ketika dalam acara adat atau seni rijoq atau dongkoi mereka semua dalam suasana bergembira ria, bersenang – senang sambil bernyanyi – nyanyi dengan saling melempar senyum satu dengan yang lainnya.

Akan sangat berbeda sekali susananya ketika mereka melaksanakan acara adat kwangkai. Rasa kedukaan yang seakan tiada akhir, perasaan kehilangan yang amat sangat karena salah satu anggota keluarganya telah meninggal dunia dan pergi serta tak akan kembali lagi.

       Dari seluruh uraian diatas, penulis mencoba menyampaikan ringkasan mengenai arti serta makna Beliatn,Kwangkai,Rijoq atau Dongkoi.

Beliatn adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyembuhkan orang yang sakit. Meskipun biaya yang mereka keluarkan lebih besar daripada mereka berobat ke rumah sakit, mereka tetap melaksanakan upacara adat tersebut.
Selain untuk mengobati orang sakit, Beliant juga dapat di pertandingkan dalam sebuah festival Seni dan budaya yang sering diikuti oleh para generasi muda daerah Kabupaten Kutai Barat.

        Kwangkai adalah suatu acara atau kegiatan yang dilakukan sebagai tanda kedukaan yang tiada akhir terhadap kerabat atau anggota keluarganya yang telah meninggal dunia. Jika dibandingkan dengan beliatn kwangkai membutuhkan biaya yang lebih besar dan waktu yang cukup lama.  

     

         Rijoq atau dongkoi adalah sebuah acara yang diselenggarakan dalam bentuk atau suasana yang diwarnai kegembiraan dalam pertemuan yang kadang berlangsung berhari – hari.

Melalui rijoq atau dongkoi inilah mereka meyampaikan seluruh bentuk ungkapan, kesan serta pesan – pesan kepada para   tamu / undangan serta kerabat bahkan sahabat yang paling karib dalam hidupnya yang ia lantunkan dalam bentuk lagu yang dinamakan rijoq atau dongkoi.








Penutup

Akhir kata semoga uraian yang sangat singkat ini dapat membantu kita semua untuk dapat lebih dekat bahkan menyukai serta mengenal secara lebih akrab tentang budaya negeri Sendawar Tana Purai Ngeriman yang kita cintai ini .

Related Posts

Makalah Seni Budaya
4/ 5
Oleh